Rahmah blog uenya rahmah: Makalah Perang Salib (SPI)
CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 05 Desember 2011

Makalah Perang Salib (SPI)

MAKALAH
Perang Salib
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu:
Drs. H. Wahyudin, M. Pd


Di Susun Oleh:
Rika Rahmah A
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
TAHUN 2011


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perang Salib bertitik tolak pada pembangunan pesat yang berlaku di Eropa Barat pada abad pertengahan. Perang Salib berawal dari ketidaksukaan orang Kristen pada Islam dan umat Islam, karena dalam perjalanan dinasti Islam mengalami sebuah kemajuan yang luar biasa. Hal ini dapat dilihat dengan berhasilnya umat Islam merebut wilayah-wilayah yang sangat stategis. Maka didalam hati mereka terdapat dendam untuk merebut kekuasaan mereka. Mereka menunggu kesempatan membalas dendam terhadap umat Islam yang telah merobek-robek kerajaan Kristen. Maka ketika kesempatan itu datang yang ketika itu keadaan umat Islam dalam keadaan yang lemah, mereka pun bertubi-tubi menghancurkan umat Islam dengan segala cara untuk mengambil segala apa yang umat muslim miliki.
Pertarungan yang sengit antara dua agama ini adalah awal dari permusuhan yang sangat berkepanjangan. Perang Salib adalah perang keagamaan terhadap umat Islam oleh umat Kristiani yang dianggap sebagai pihak penyerang. Perang salib terjadi sejak tahun 632 sampai meletusnya Perang Salib sejumlah kota-kota penting dan tempat suci umat Kristen telah diduduki oleh umat Islam, seperti Syuriah, Asia kecil, Spanyol dan Sacilia

B. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan ini diharapkan para mahasiswa mengetahui Sejarah Peradaban Islam mengenai Perang Salib, tentang penyebabnya, dan berbagai hal tentang Perang Salib lainnya.


BAB II
PEMBAHASAN

Ø  Sejarah Perang Salib
Perang Salib adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat Muslim di Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim untuk mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.
Philip K. Hitti berpendapat bahwa Perang Salib terjadi tiga angkatan, semua negara Kristen mempersiapkan tentara yang lengkap persenjataannya untuk pergi berperang merebut Palestina. Dari sinilah bermula suatu penyerbuan Barat Kristen ke dunia Islam yang berjalan selama 200 tahun lamanya dari mulai 1095- 1293 M dengan 8 kali penyerbuan.
Titik balik yang berpengaruh terhadap pandangan Barat kepada Timur adalah ketika pada tahun 1009, Khalifah bani Fatimiyah Al-hakim bin Amr Allah memerintahkan penghancuran Gereja Makam Kudus (Church of the Holy Sepulchre). Penerusnya membolehkan Kekaisaran Byzantium untuk membangun gereja itu kembali dan memperbolehkan para peziarah untuk berziarah di tempat itu lagi. Akan tetapi, banyak laporan yang beredar di Barat tentang kekejaman kaum Muslim terhadap para peziarah Kristen. Laporan yang didapat dari para peziarah yang pulang ini kemudian memainkan peranan penting dalam memunculkan benih dendam yang nantinya mencetuskan  Perang Salib.
Maka ketika isu-isu itu sudah berkembang, Kaisar Alexius I membuat permohonan kepada Paus Urbanus II untuk menolong Kekaisaran Byzantium dan menahan laju serangan tentara Muslim ke dalam wilayah kekaisaran tersebut. Hal ini dilakukan karena sebelumnya pada tahun 1071, Kekaisaran Byzantium telah dikalahkan oleh tentara Alp Arsenal yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akhraj, Perancis dan Armenia.
Dan kekalahan  ini berujung kepada dikuasainya hampir seluruh wilayah Asia Kecil (Turki modern). Meskipun pertentangan Timur Barat sedang berlangsung yaitu diantara gereja Katolik Barat dengan gereja Ortodoks Timur. Alexius I mengharapkan respon  yang positif atas permohonannya. Paus menyeru  bagi kekuatan penyerangan yang besar penyerangan yang besar bukan saja untuk mempertahankan Kekaisaran Byzantium, akan tetapi untuk merebut kembali Yerusalem.
Selain alasan itu Perang Salib juga terjadi karena perkembangan yang terjadi di Eropa Barat sebelumnya pada Abad Pertengahan, dan juga menurunnya pengaruh Kekaisaran Byzantium di timur yang disebabkan oleh gelombang baru serangan Muslim Turki Saljuk yang berhasil menguasai Palestina (Yerusalem) dengan merebut Baitul Maqdis pada tahun 1078 dari kekuasaan dinasti Fatimiyah yang berkedudukan di Mesir. Hal ini sebenarnya tidak terlalu memengaruhi penziarahan ke tempat-tempat suci kaum Kristiani atau keamanan dari biara-biara dan masyarakat Kristen di Tanah Suci Kristen ini. Sementara itu, bangsa-bangsa di Eropa Barat tidak terlalu perduli atas dikuasainya Yerusalem, yang berada jauh di Timur sampai ketika mereka sendiri mulai menghadapi gangguan dari orang-orang Islam dan bangsa-bangsa non-Kristen lainnya seperti bangsa Viking dan Magyar. kekuatan bersenjata Muslim Turki Saljuk yang berhasil memberikan tekanan yang kuat kepada kekuasaan Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks Timur, umat Kristen merasa tidak lagi bebas beribadah sejak Dinasti Seljuk menguasai Baitul Maqdis.
Hal ini kemudian diperkuat oleh propaganda keagamaan tentang perang untuk keadilan untuk mengambil kembali Tanah Suci yang termasuk Yerusalem (dimana kematian, kebangkitan dan pengangkatan Yesus ke Surga terjadi menurut ajaran Kristen) dan Antiokhia (kota Kristen yang pertama) dari orang Muslim. Selanjutnya, “penebusan dosa” adalah faktor penentu dalam hal ini. Ini menjadi dorongan bagi setiap orang yang merasa pernah berdosa untuk mencari cara menghindar dari kutukan abadi di Neraka. Persoalan ini diperdebatkan dengan hangat oleh para tentara salib tentang apa sebenarnya arti dari “penebusan dosa” itu. Kebanyakan mereka percaya bahwa dengan merebut Yerusalem kembali, mereka akan dijamin masuk surga pada saat mereka meninggal dunia. Akan tetapi, kontroversi yang terjadi adalah apa sebenarnya yang dijanjikan oleh paus yang berkuasa pada saat itu. Suatu teori menyatakan bahwa jika seseorang gugur ketika bertempur untuk Yerusalemlah “penebusan dosa” itu berlaku. Teori ini mendekati kepada apa yang diucapkan oleh Paus Urbanus II dalam pidatonya. Ini berarti bahwa jika para tentara salib berhasil merebut Yerusalem, maka orang-orang yang selamat dalam pertempuran tidak akan diberikan “penebusan dosa”. Teori yang lain menyebutkan bahwa jika seseorang telah sampai ke Yerusalem, orang tersebut akan dibebaskan dari dosa-dosanya sebelum Perang Salib. Oleh karena itu, orang tersebut akan tetap bisa masuk Neraka jika melakukan dosa sesudah Perang Salib.  Dan seluruh faktor inilah yang memberikan dukungan masyarakat kepada Perang Salib Pertama dan kebangkitan keagamaan pada abad ke-12.
Perang Salib yang berlangsung hampir 200 tahun itu tidak berlangsung secara terus menerus, tetapi secara bertahap. Permusuhan pun tidak berlangsung terus menerus karena ada masa damai, kerena itulah perang salib dibagi beberapa periode. Pada tahun 1291, perang salib berakhir dan keinginan umat Kristen untuk menguasai Yerusalem tidak berhasil.  

A. Perang Salib I
Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Behemond dan Raymond memperoleh kemenangan besar.Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha(Edessa). Di sini mereka mendirikan County Edessa dengan Baldawn sebagai raja. Ketika pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiokhia dan mendirikan Kepangeranan Antiokhia di Timur, Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis (Yerusalem)pada tanggal 15 Juli 1099 M dan kemudian mendirikan kerajaan Yerusalem dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Baitul Maqdis itu,  tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M), lalu Tripoli (1109 M) dan kota Tyre (1124 M). Di Tropoli mereka mendirikan Country Tripoli, rajanya adalah Raymond
Selanjutnya, Syeikh Imaduddin Zengi pada tahun 1144 M penguasa Mosul dan Irak berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa. Namun ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Syeikh Nuruddin Zengi. Syeikh Nuruddin berhasil merebut kembali Antiokhia pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M, seluruh Edessa dapat direbut kembali.

B. Perang Salib II
Kejatuhan Country Edessa ini menyebabkan orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyampaikan perang suci yang disambut positif oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Conrad II Keduanya memimpin pasukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Syeikh Nuruddin Zengi. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Conrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya. Syeikh Nuruddin wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M, setelah berhasil mencegah pasukan salib untuk menguasai Mesir. Hasil peperangan Shalahuddin yang terbesar adalah merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187 M, setelah beberapa bulan sebelumnyadalam Pertempuran Hittin, Shalahuddin berhasil mengalahkan pasukan gabungan County Tripoli dan Kerajaan Yerusalaem melalui taktik penguasaan daerah. Dengan demikian berakhirlah Kerajaan Latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir. Sehabis Yerusalem, tinggal Tirus merupakan kota besar Kerajaan Yerusalem yang tersisa. Tirus yang saat itu dipimpin oleh Conrad dari Monferrat berhasil sukses dari pengepungan yang dilakukan Shalahuddin sebanyak dua kali. Shalahuddin kemudian mundur dan menaklukan kota lain, seperti Asruf dan Jaffa.

C. Perang Salib III
Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslim sangat memukul perasaan Tentara Salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Selanjutnya, Tentara Salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa raja Jerman, Richard si Hati Singa raja Inggris, dan Philip Augustus raja Prancis memunculkan Perang Salib III. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M dengan dua jalur berbeda. Pasukan Richard dan Philip melalui jalur laut dan pasukan Barbarossa saat itu merupakan yang terbanyak di Eropa melalui jalur darat melewati Konstantinopel. Namun, Barbarossa meninggal di daerah Cilicia karena tenggelam di sungai, sehingga menyisakan Richard dan Philip. Sebelum menuju Tanah Suci, Richard dan Philip sempat menguasai Siprus dan mendirikan Kerajaan Siprus. Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalahuddin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Philip kemudian kembali ke Perancis untuk "menyelesaikan" masalah kekuasaan di Perancis dan hanya tinggal Richard yang melanjutkan Perang Salib III. Richard tidak mampu memasuki Palestina lebih jauh, meski bisa beberapa kali mengalahkan Shalahuddin. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara Tentara Salib dengan Shalahuddin yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan diganggu.
Perang Salib pertama merupakan yang paling sukses. Meskipun agak dramatis dan bersemangat, berbagai upaya kemiliteran ini tidak menahan orang-orang Muslim secara efektif.
Dengan akal sehat dapat dipahami bahwa, peperangan yang memakan waktu yang begitu lama, mau tidak mau akan memporak-porandakan segalanya. Keadaan seperti ini mengakibatkan leburnya seluruh perjuangan yang sudah ditata dengan baik. Keaman tidak lagi bisa djamin, penduduk yng saling mencurigai, pendidikan tidak lagi berjalan seperti yang diharapkan, ketidak dinamisan ini tinggal menunggu kehancuran.
Dari kisah sejarah dapat diketahui bahwa tujuan Perang Salib itu tersirat minimal ada tiga tujuan;
1.      Umat Kristen ingin kembali menguasai kota Yerusalem yang ketika iu dikuasai oleh bani Saljuk, karena pada masa itu beredar hembusan bahwa,umat Kristen akan sulit untuk memasuki daerah yerusalem, karena bani Saljuk telah mengumumkan peraturan-peraturan untuk pendatang yang datang kesana.
2.      Adanya dendam kusumat dan unsur agama yang terselubung yang sangat sulit diterka, karena Yerusalem adalah kota suci tiga umat beragama (Islam, Kristen, dan Hindu).
3.      Membalaskan dendam Timur Barat dan faktor ekonomi yang sangat potensial di Yerusalem.
Akibat yang ditimbulkan oleh Perang Salib yang berlangsung selama dua abad itu banyak sekali,diantaranya adalah:
·         Pemeluk Islam yang menduduki Andalusia dan Sisilia terpaksa hengkang dari dua daerah ini, karena kemenangan Ratu Isabella dan Raja Ferdinand membuat mereka memberikan tiga tawaran yang tidak menguntungkan satu pun (keluar dari Spanyol, memeluk agama Kristen, atau dibunuh).
·         Beberapa terjadi perang salib, hanya serangan pertama yang dianggap menang oleh K. Hitti, sedangkan lainnya adalah gagal, sehingga tujuan perang dialihkan merebut kota Mesir
·         Kegagalan merebut kota Mesir membuat Perang Salib selanjutnya tidak terarah, maka Spanyol dan Sisilia yang jauh dari Baghdad diserang dengan membabi buta tanpa pandang bulu, sehingga daerah ini mendapat getah dari Perang Salib.
·         Dengan dikuasainya Silia dan Spanyol oleh Raja Ferdinad dan Ratu Isabella yang sangat membenci Islam karena Perang Salib, sehingga mereka mengikis habis seluruh jejak Islam dan Peradabannya, kecuali bangunan-bangunan yang dianggap perlu yang masih eksis samapai sekarang.
·         dampak yang cukup besar terhadap kegiatan ekonomi, termasuk perdagangan. orang Eropa banyak menemukan dan melihat hal-hal baru, misalnya ilmu pengetahuan dan tata cara kehidupan bangsa Asia ( Timur Tengah) yang kemudian mereka tiru.    




BAB III
PENUTUP

Ø  Kesimpulan
1.  Perang Salib terjadi karena isu yang berkembang di Negara Barat tentang penindasan-penindasan yang dilakukan oleh umat Islam yang menguasai kota Yerusalem (Palestina).
2.  Selain unsur keagamaan unsur untuk menguasai daerah yerusalem (Palestina) juga yang menyebabkan terjadinya Perang Salib.
3.  Disebut Perang Salib karena pada saat perang, tentara perang memakai tanda salib pada bahu, lencana, dan panji-panji mereka.
4.  Perang Salib terjadi selama kurang lebih 200 tahun dan tidak berlangsung secara terus menerus tapi dibagi dalam beberapa tahap yaitu, Perang Salib I, Perang salib II dan Perang Salib III.
5.  Akibat yang ditimbulkan karena Perang Salib sangat besar pengaruhnya untuk perkembangan Islam dan orang-orang Kristen di Eropa.




DAFTAR PUSTAKA

Basri,Yusmar.1997.Sejarah Nasional Umum 2.Jakarta:PT Balai Pustaka
Nizar,Samsul.2007.Sejarah Pendidikan Islam,menelusuri jejak sejarah era Rasulullah sampai Indonesia.Jakarta:Kencana Prenada Media Grup

0 komentar: